Ketenangan itu di dalam keimanan
Kebahagiaan itu di dalam keikhlasan
Ketentraman itu di dalam kepuasan
Kesabaran itu di dalam senyuman
Karena itu tersenyumlah engkau sebagaimana Rasulullah juga tersenyum.
Ketenangan itu di dalam keimanan
Kebahagiaan itu di dalam keikhlasan
Ketentraman itu di dalam kepuasan
Kesabaran itu di dalam senyuman
Karena itu tersenyumlah engkau sebagaimana Rasulullah juga tersenyum.
Novel ini adalah novel yang paling pertama saya baca. Ngeliat dari kovernya aja males. Gambarnya ga asik kan, tapi saya benar-benar ga nyangka. Cerita ini adalah kisah nyata yang ditulis di dalam sebuah novel. Cerita ini tentang Tsunami dan kisah seorang anak kecil yang kehilangan ibu dan kakak-kakaknya. Sungguh cerita yang mengenaskan. Penasaran??? Ini adalah hasil sinopsis yang digunakan untuk ujian praktek Bahasa Indonesia.
Hafalan Shalat Delisa
Di desa Lhok Nga Delisa melakukan semua aktivitasnya dengan tawa. Kakak sulungnya bernama Cut Fatimah, sedangkan Kakak kedua dan ketiganya merupakan anak kembar yang bernama Cut Zahra dan Cut Aisyah yang memilki kepribadian sangat berbeda. Ayah Delisa bernama Abi Usman, seorang teknisi di sebuah kapal tanker asing yang hanya pulang 3 bulan sekali.
Di kelas 3 SMA saya merasa berbeda. Kegiatan yang saya bandingkan dengan kelas 3 SMP sungguh bagai langit dan bumi. Kelas 3 SMP saya masih bisa bermain bola, basket, warnet, PS, dan ngeband. Bahkan setiap pulang UN, saya bermain CS di warnet. Namun, sekarang hal itu tidak bisa dilakukan. Persiapan di kelas 3 ini lebih buaaanyak karena setelah US akan ada SIMAK lalu UN, USM, dan SPMB. Baru kali ini saya merasakan hal yang begitu padat demi masa depan dan untuk mewujudkan semua mimpi dan cita-cita. Sampai detik ini saya belum dapat menguasai 50% pelajaran matematika dan IPA. Semoga saja dalam jangka 1 bulan ini saya dapat menguasi 95% materi. Do'akan saya agar saya bisa masuk UI Elektro.
Bagi anda yang masih kelas 1 dan 2, jangan terlalu banyak bersantai. Kuasai konsep, pahami setiap kata, dan lakukan yang terbaik. Gunakan waktu dengan sebaik dan banyak latihan karena waktu tidak dapat dihentikan dan tidak dapat dimundurkan. Saya adalah anak yang bertindak sesuka hati. Bermain di masa lalu, namun sekarang yang saya hadapi adalah pikiran yang terus bercabang demi mempersiapkan semua ini. Karena kesalahan yang saya buat dahulu berimbas di masa ini. Jangan lupakan kata-kata saya. Jangan melupakan semua impianmu kelak suatu saat kita harus mewujudkan hal itu. Janganlah memahat di atas air tetapi jadikan usahamu itu bermakna. Seperti ombak yang menerpa bebatuan dan berbuah dengan hasil.
Kayaknya saya sudah tidak punya harapan lagi untuk bertemu dengan dia. Sekolah kami berbeda dan saya adalah seorang murid kelas 3 yang sedang berusaha untuk mengahadapi 1001 macam ujian. Sepertinya waktu terasa begitu cepat. Saya pikir kesempatan yang saya miliki semakin berkurang. Yang namanya kaum hawa ga semuanya sama. Kayaknya yang satu ini sulit deh. Bukan saja dipersulit oleh orangnya, namun keadaan yang tidak mendukung.
Tapi setiap manusia memiliki celah di hati. Jika dia telah tertutup, saya harus mencoba membuka celah. Ibarat bermain basket atau bola, mereka bermain dengan membuat peluang lalu mendapatkan hasilnya. Peluang inilah yang sekarang sedang saya buat. Do'akan saya agar saya bisa masuk UI atau ITB dan saya bisa ketemu sama dia lagi.hahaha
Sudah tiga hari saya sekolah, namun ga ada perubahan di sekolah. Belajarnya pun masih belum efektif. Ga asik deh pokoknya. Padahal US dilaksanakan bulan Februari dan akan banyak 1001 macam ujian yang bikin pikiran melayang dan hati tidak tenang.
Hari ini saya pulang cepat dikarenakan ada rapat. Kenapa ga pas libur rapatnya?? Rese' bed. Ya udah karena salah seorang pasukan lagi sakit dan sedang dirawat di RS Islam Pondok Kopi, kami memutuskan untuk menjenguknya. Kami berangkat pukul 13.30 sedangkan jam besuk sampai pukul 13.00. Akhirnya kami ber-12 pergi menggunakan motor.
Di perjalanan, saya mengalami hal yang baru pertama kali saya hadapi. Gokil banget hampir aja kejepit n ga lupa penyet juga.....hahaha Saya mencoba menyalip sebuah bus panjang. Ngeri bo!!! Tapi adrenalin saya terpacu meskipun saya hampir mengantarkan nyawa teman dan juga saya. Karena kami tidak pake helm ga bawa SIM, STNK, dan motor yang saya gunakan ga ada tarikannya, ga ada rem depan, boros, dan membahayakan keselamatan para pengguna. Karena waktu sudah pukul 13.00, kami pun harus melaju. Don't try this at street and Don't use this motor.
Ga nyangka saya selamat. Alhamdulillah...Yang saya lakukan beralasan bukan karena gaya-gayaan.
Pertama: asap dari bus ga enak dihirup.
Kedua: ga ada waktu lagi.
Wow!!! Jika kurang 1 detik saja, mungkin saya ga jadi jenguk teman. Tapi saya yang dijenguk. Masuk UGD kali ya.......hahaha
Sebenarnya lebih banyak kerugiannya setelah dan saat saya menyalip bus tadi.
Pertama: bisa aja saya kejepit sama bus dan mobil
Kedua: mungkin saya bisa ditabrak dari arah berlawanan
Ketiga:mungkin saya akan bertabrakan dengan kendaraan lain yang berasal dari sisi kiri bus.
Keempat: saya ga jadi jenguk teman.
Keputusan harus diambil. Jika tidak yakin lebih baik jangan tetapi jika yakin selamat, lakukan meskipun keadaan yang tidak menguntungkan. Kayaknya ini udah kayak papan catur aja. Setiap langkah yang diambil punya suatu alasan dan akibat. Setiap langkah mengarah pada suatu tujuan. Yang tujuan itu bisa sesuai dengan harapan atau meleset. Kalo meleset??? Wallahualam.