Hari itu saya mengikuti seleksi tahap 2 beasiswa batavia. Jujur saya mengalami kesulitan saat mengisi QUESTIONER FORM karena semuanya bahasa Inggris. Hahaha. Hari sebelumnya saya pergi ke rumah om, tante dan bertanya kepada teman. Saat saya tiba di depan gudang simulator batavia, saya merasa biasa aja. Cuma saya sedikit kaget waktu dibentak-bentak. Tapi, saya merasa sudah kebal. Sehari-hari memang seperti itu karena ayah saya telah menyiapkan mental saya sejak dahulu kala. Ga ada apa-apanya tu bentakan panitia Batavia. Setelah melakukan registrasi, saya masuk ke ruangan tes buta warna, meskipun saya sedikit tegang. Saya merasa tegang saat menunggu giliran, ternyata bukan saya saja yang merasakan hal itu. Hampir semua orang yang saya ajak berkenalan merasakan hal yang sama.
Selanjutnya, saya masuk ke ruangan untuk mengukur panjang kaki. Lalu saya masuk ke dalam ruang ujian. Di sana, saya bertemu dengan engineer Garuda & Batavia. Pokoknya orang yang ada di dalam sana, umurnya bervariasi. Ternyata ada juga wanita yang ingin jadi pilot. Ada yang berasal dari Padang, STIP Curug (kalo ga sah), anak kuliahan, dan satu lagi saya rasa orang yang sudah punya kerjaan.
Lalu saya mengikuti presentasi dari Batavia. Ternyata menjadi seorang pilot tidak mudah. Bukan seperti orang bayangkan hanya mengemudikan pesawata. Di samping itu, masih ada hal yang lebih penting lagi seperti: ketelitian, ketenangan, mental dan fisik yang bagus, kesigapan, kecakapan, dan yang lebih penting adalah tanggung jawab. Karena menjadi seorang pilot harus mampu tidak melakukan kesalahan sedikit pun dan jika iya, maka nyawa 100 orang akan terancam.
Selesai juga. Saya dapat menambah teman dari semua kalangan dan semua umur. Saya pikir hanya anak SMA saja yang ikut, tapi ternyata orang tua pun dan orang yang sudah bekerja mengikuti beasiswa ini. Sekarang saya tinggal menunggu hasil seleksi tahap 2 yang ditayangkan pada tanggal 25 Maret 2009 di www.batavia-air.co.id
Comments (0)
Posting Komentar